snow

Berlangganan Email :

Artikel Terbaru Via Email
Dapatkan kiriman artikel terbaru dari blog ini langsung ke email Anda.!!!

CHATTING

" id="r" style="filter:alpha(opacity=60);opacity:0.60;-moz-opacity:0.60; display:block; " scrolling="auto" width="180">

Translate

like di facebook

Selasa, 11 Juni 2013

Fanfiction : Love Always Waits [part 1]

Nama: Afifah khair
Judul ff: love always waits
Genre ff: romance
Main cast: jay park
(Nama kate bsa diganti menjadi siapa pun)

'Kamu anak baru ya?'
'....' Anak lakilaki itu tidak menjawab. Bahkan ia menatapnya dengan tatapan bingung
'Nama kamu siapa?'
'....'
Aku merasa sangat tidak dihargai.
'Jay, please introduce yourself' anak laki laki itu berdiri dari kursinya
'Hi, my name is jay park, you'all can call me jay'
'Bu, dia ngomong apa sih?' Teriak salah satu anak laki laki di kelas
'ini jay park, kalian semua bisa memanggil dia jay. Dia anak baru kelas kita. Dia pindahan dari USA. Tolong kalian baik yah sama dia.'
'Baik bu' semua anak di kelas itu menjawab serentak seakan telah diberi aba-aba. Maksudku, terlihat sangat konyol.
"Ohh dia ga bisa bahasa indonesia.  Pantasan aja tadi dia ga jawab pertanyaan aku" pikir kate.
'You can sit here' sambil ibu guru menunjuk bangku kosong tepat di sebelahku.
------------------
'Jay! Why don't you go to canteen? You don't feel hungry?'
'No, I'm not' dia menjawab sesingkat itu. Aku merasa biasa saja, sudah terbiasa dengan tingkah dinginnya. Sudah 1 minggu dia disini, dan dia tidak pernah berbicara panjang lebar dengan siapa pun. Memang, dia memiliki kendala berkomunikasi karena bahasanya. Tapi mungkin memang dia tidak suka berbicara---maksudku banyak. Meskipun begitu, jay sangat disukai banyak wanita di kelas bahkan di sekolah. Tidak sedikit kakk kelas yang menitip salam ke aku, karena mungkin mereka berfikir aku yang duduk di samping jay di kelas, dan apa hubungannya? Sudahlah, itu tidak penting sekarang. Yang penting perutku terisi, karena dari tadi dia menggerutu ingin diisi.
------ringg------
'Jay, c'mon. We need to finish this project. You need to put off that earphone!'
'.....'
'Listen! I don't wanna get a low score just because of you!'
'Then, do it by yourself' aku menggeram mendengar jawabannya.
'Miss anna pick us for being a group! Why do you so selfish, huh?
'Okay, what should I do?'  Aku tersenyum, Akhirnya bujukan ku berhasil.Memang ini sekolah milik dia apa, seenak jidat menyuruhku menyelesaikan pr ini sendiri?
'Just look for something about this 3R in internet. Anything.'
'Just that?'
'Ya'
---
'I'm done' aku mengambil laptop yang dia gunakan. Aku nyengir melihat apa yang dia masukkan ke dalam file.
'Hahaha what are you doing?' Aku tidak bisa lagi menahan tawaku. Untukku, ini terlalu lucu. Dia terlihat heran. Wajahnya sangan lucu, alisnya naik terlihat kebingungan. Dia membasahi bibirnya, terlihat gugup karena takut salah
'What do you mean?'
'I mean, look at this. You make your own description! And this what? 3R is rap, rock, and roll down? Hahahahaha'
Dia ikut tertawa---tidak tertawa--hanya hampir tertawa. Sangat tampan, giginya yang rapi dan putih berjejer rata terlihat. Pipinya yang putih bersih terangkat, hingga membuat matanya seperti tersenyum juga, semuanya sangat memesona. Kali ini, aku tidak menyangkal mengapa perempuan se sekolah melihatnya lebih spesial
'You don't even tell me what 3R is, and now you're laughing at me? These are ridiculous! So who's the selfish one?' Aku terkesima atas apa yang dia katakan. Baru kali ini aku mendengarnya berbicara lebih dari 10 kosa kata.
'What?'
'Anieo. Oh I mean, no. Nothing' setelah aku memberi tau apa 3R itu, dia lalu segera menyelesaikan tugasnya. Tetapi tiba tiba dia bertanya
'Oh A-anio? What language is that?'
Aku ingat, kenapa sebodoh itu aku  langsung menjawab pertanyaannya dengan bahasa korea. Memang aku sedang mendalami segala hal tentang korea saat ini, termasuk memelajari bahasanya. Menurutku korea sangat unik
'It's korean language'
'Do you like korea?' Dia bertanya
'Ya, I think that country is such an unique one. In case, I love room interior, and you know korea has so much amazing thing in interior'
'You don't have any plan to school there?'
'Maybe, when I've already know how to get my own money' dia terdiam. Tidak memberi respon apa pun
'You know, I'm a korean. My full name is jay park. Park jayboem. My mom is a korean, I already bored with all stuff about korea.' Dia menjelaskan panjang lebar tentang korea, tempat yang hanya kubaca dan ku lihat internet, sekarang dijelaskan secara rinci olehnya. Aku sangat interesting. Bahkan sangat berbinar binar mendengar penjelasannya.
Mulai dari bandara korea, sampai pulau jeju pun dia ceritakan. Aku suka. Sangat menyukainya. Aku tidak mengerti, aku menyukainya, menyukai caranya bercerita, menyukai korea, dan menyukai mimik wajahnya. Aku merasa aneh dengan perasaan ini
----
Tidak terasa kami sudah naik ke kelas 3 SMA. Tidak lama lagi kami akan berpisah. Ntah dimana aku akan melanjutkan sekolah. Bahkan aku masih bingung, apa aku harus kuliah atau membantu ayah mengelola perusahannya. Perusahaan aayah tidak terlalu besar. Tapi bisa membiayaki aku, ibu, dan adikku. Aku senang, cerita keluargaku tidak setragis novel remaja yang selalu kubaca.
Sudah 2 tahun aku bertemu dan akhirnya mengenal jay. Semakin hari aku bersamanya semakin tidak ingin aku meninggalkan masa SMA ku begitu saja. Jujur, aku menyukainya. Mungkin bkan menyukainya-- karena aku tau orang amerika sulit membedakan ucapan akrab dan kasih sayang. Aku mencintainya. Ini buka fatamorgana yang realistis. Ini mutlak begitu saja.
'K, where will you go after we've done?'
'I don't know, how about you?'
'Umm.. I might come back to korea or usa' bibirku membentuk huruf 'o'. Mendengarnya saja hatiku sudah sakit dan lelah, bagaimana jika aku melihatnya benar-benar pergi
------
Aku terlelap sesekali. Hari ini begitu melelahkan. Project yang aku lakukan bersama jay akhirnya selesai. Aku mengingat kata-kata jay tadi
Dia akan pindah. Ya setidaknya, aku masih bisa berhubungan dengannya sebagai teman yang baik. Ya teman. Hanya teman
Tiba tiba, hpku berbunyi. Sms dri jay
--k, could u meet me in aston right now? There's something I've to tell you. Come here, ASAP!--
Aku langsung mengganti pakaianku menjadi pakaian yang lebih layak untuk diterima di hotel aston. Aku sendiri bingung, mengapa harus di hotel? Dan aston pula. Hotel aston adalah hotel baru disini. Mengapa jay bsa mengetahui hotel itu? Sedangkan dia hanya tinggal di indonesia sndiri?
Pertanyaan yang masuk akal sampai pertanyaan yang konyol menyelimuti otakku
---
'K! Kate! Here!'
Aku menoleh, melihatnya.. Dan aku terkesima.
Jay menggunakan tuxedo berwarna hitam. Dengan dasi bermotif kotak kotak, berwrna abu abu. Sangat kontras dengan parasnya yang lebih dari rupawan.
Dia melihatku dengan tatapan aneh. Padahal aku hanya menggunakan dress selutut, berataskan lace, berwarna mint.
'Am I that weird?' Aku bertanya kelinglungan
'No, you're not weird, K. You just different tonight. I mean, you're a lil bit yeoppo'. Entah telingaku yang rusak atau mungkin aku salah mengartika kata-kata jay tadi. Aku merasakan kupu kupu di seluruh tubuhku seperti kata orang saat kau jatuh cinta
Tapi tunggu
'Yeoppo? I though you don't know how to speak korea? But... Explain it to me' aku menghardik. Benar, aku hanya sangat penasaran. Dari mana dia belajar bahasa korea
'I called my sister to asked some words that I need to know'
'Oh then, now you're flirting me?'
'Mmm, yah I try'
Aku tidak mnegerti jawaban macam apa yang jay berikan kepadaku. Tapi aku hanya senang.
Ternyata jay hanya ingin makan malam bersamaku. Katanya untuk merayakan kami sudah 2 tahun lamanya berteman. 'Teman' lagi.
Setelah selesai makan, dia langsung mengajakku ke parkiran, dia mengambil mobilnya dan membukakan pintu kepadaku. Ini semua terlalu manis, batinku.
Ku pikir jay akan langsung membawaku pulang, tapi tidak. Ternyata dia membawaku ke dalam club. Aku tidak tau pastinya, mengapa kami bisa masuk ke club, sedangkan kami belum memiliki KTP. 'K, let's enjoy this night!' Dia berkata, hampir terlihat berteriak di depanku. Bunyi musik di dalam club ini terasa sangat memuakkan. Aku menyenggol tangan jay
'Jay, I wanna go home please. I can't enjoy this. I don't mean to refused you, but I have an allergic with cigarette' aku berkata kepadanya sehalus mungkin. Takut menyinggung perasaannya.
Dia berhenti bergoyang, dia lalu menarikku keluar dengan sedikit paksaan, dan tergesa gesa.
'Why don't you just tell me?! How much did you take a breath in there?! Are you okay right now? Or let me according you to go to hospital now!'
Aku sedikit kaget mendengar respon yang dia berikan. Dia terlihat sangat khawatir. Aku tersenyum melihat tingkahnya yang posesif itu
'Aku ga apa apa' ujarku dengan bahasa indonesia. Memang aku sudah melatihnya beberapa kosa kata indonesia, agar dia tidak mudah di bodohi oleh orang orang indonesia. Setidaknya dia tahu bagaimana cara menanyakan tempat untuk membuang kotoran
Dia tersenyum. Memperlihatkan ku kelemahanku. Lututku terasa sangat lemas melihat dia tersenyum semanis itu. Beberpa lama kami terdiam. Saling melihat satu sama lain
Dia mendekat, jantungku tak bisa berfungsi dengan baik---maksudku 'ia' berdetak terlalu cepat. Sangking cepatnya aku takut dia akan meledak.
Jay merangkul tangannya yang hangat di leherku. Memaksa tubuhku untuk lebih mendekat. Dia memelukku. Aku suka kehangatannya. 'Joah'dia berkata lirih
'Nadoo' aku membalasnya. Kupu kupu itu datang lagi. Menyeruak tanpa arah. Jay merenggangkan pelukannya, baru kali ini aku melihatnya sedekat ini. Sangat dekat. Aku bahkan bisa merasakan hembusan nafasnya. Dia mencium keningku. Kenyamanan yang ku rasa.
'Would you be my girl, kate? This is out of my plan actually. We should be in my house right now, and maybe we can do something more than this..' Dengan wajah nakalnya dia berkata seperti itu. Aku memukul lengannya. Tidak dengan tenaga. Aku mendekatnya wajahku ketelinganya, membisikinya juga
'Absolutely yes. And I'm thankful for my allergic, like so badly.
Kami tertawa bersama sama
-----
Sejak kejadian itu kami selalu bersama sama, tidak jarang aku ke apartementnya untuk dinner bersama-sama. Hanya itu. Jay sangat menghormatiku sebagai perempuan baik baik. Ibuku sudah mengenalnya, dan dia menyukai jay. Begitu juga dengan ayahku. Tentang saudara perempuanku? Tidak usah dibantah, mereka histeris melihat kedatangan jay di rumah. Kami seperti keluarga. Aku sangat menyukai saat dia bersaama ayahku bermain catur. Sangat dekat. Sampai aku berfikir sangat egois untuk memiliki jay sepenuhnya, selamanya. Lamunanku terpecah karena suara yang ditimbulkan mereka
'Hahaha dad you lose! Now, you already realize how awesome I am, right?'
'Ahhhh up to you jay' sambil berkata jengkel ayahku meninggalkannya sendiri.
Ada yang ingin kutanyakan kepadanya
'Jay, did you call my dad as 'daddy'?
'So, I can't?'
'No I don't mean to. It just sounds weird. But I love it' senyumnya mengembang. Tanpa jawabannya dia merangkulkan tangannya yang kokoh ke pinggangku mendekat
Segalanya tampak indah sekarang, dan aku juga tidak tahu apakah ini bertahan selamanya
-----
-k, can you come to my flat now?'
-as soon as I can :)-
Tanpa basa basi aku mengganti pakaianku
-----
'How's this dinner? Did u enjoy it?'
'Ya, I do like it'
'K'
'Ya?'
'Umm


~TBC~
~koment ya~

Tidak ada komentar:

Posting Komentar